RKU FM – Guna mengantisipasi adanya kemunculan penyakit yang diduga hepatitis akut misterius, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, telah melakukan koordinasi ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas se-Kabupaten Kayong Utara.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, Bambang Suberkah melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, Kasianus mengatakan, bahwa koordinasi tersebut dalam rangka memantau kalau ada keluhan yang mengarah kehal tersebut.
“Kita sudah (koordinasi) melalui pesan singkat ke kawan-kawan di rumah sakit Puskesmas tetap memantau kalau ada keluhan yang mengarah kesitu,” kata Kasianus, Senin (16/5/22).
Kasianus menghimbau kepada orang tua di wilayah Kabupaten Kayong Utara untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
[irp]
Selain itu, dirinya juga meminta untuk memperhatikan anak-anak mereka dengan tetap mengedepankan disiplin perilaku hidup sehat dan pola makan yang sehat.
“Jangan makan sembarangan dan tingkatkan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan tetap harus disiplin,” ujar Kasianus.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI melaporkan tiga kematian anak diduga akibat hepatitis akut, Minggu (1/5/22).
Kasus hepatitis akut yang menyerang ketiga anak ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada 27 April 2022 lalu.
Atas hal itu, Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.
[irp]
Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.
Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan, laboratorium kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom penyakit kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.
[irp]
“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, Minggu (1/5/22).
Bagi Dinas Kesehatan, KKP, dan rumah sakit juga diminta segera memberikan notifikasi/laporan apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.
Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.
“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” terang dr. Siti Nadia.
[irp]
Namun, apabila ditemukan gejala-gejala yang mengarah kesitu (dugaan), dirinya menyarankan orang tua untuk segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
“Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran, segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat” pungkasnya. (kang)