Kepala BPBD Kayong Utara, Noorhabib – dok.LPPL RKU |
Rkufm.com – Kepala BPBD Kayong Utara, Noorhabib mengungkapkan kendala yang mereka hadapi saat melakukan pemadaman Karhutla yaitu pada lokasi kebakaran yang terjadi.
“Sebagian besar lahan yang terbakar berada jauh dari jalan poros, sehingga mobil pemadam tidak dapat masuk,”ungkapnya.
Kondisi ini akhirnya memaksa mereka membawa peralatan pemadaman menggunakan sepeda motor untuk menjangkau lokasi Karhutla.
“Bahkan ada juga lokasi yang ndak bisa sama sekali pakai motor. Akhirnya mesin (pompa) kita pikul, jalan kaki. Kita pakai mesin yang protable saja,” kata Noorhabib Saat dikonfirmasi, pada Senin, (01/03/21).
Kendala lainnya, Noorhabib juga menyampaikan pada jarak sumber air dengan lokasi terbakar yang cukup jauh.
“Ada yang jaraknya dari sumber air seratusan meter. Ada juga yang lebih jauh lagi sampai enam ratusan meter,” tambahnya.
Noorhabib mengungkapkan, sejauh ini karhutla telah terpantau setidaknya di tiga kecamatan. Diantaranya Sukadana, Simpang Hilir, dan Pulau Maya.
Namun, yang paling banyak terjadi ialah di Simpang Hilir yang mana lahan yang terbakar sebagian besar lahan gambut.
“Secara kasat mata udah pada padam. Tapi kita belum tahu, lahan gambut ini biasanya kelihatannya sudah padam. Tapi ternyata di bawah masih menyala,” ujar Noorhabib. (dd)