Ilustrasi |
Rkufm.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kayong Utara (KKU) menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas subsisdi atau tabung 3 kilogram yang baru untuk tingkat pangkalan/sub penyalur sampai ke desa-desa.
Dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pengangkutan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap HET tabung gas 3 kilogram pada tingkat pangkalan/sub penyalur sampai ke desa-desa yang ada di Kabupaten Kayong Utara yang disepakati oleh instansi terkait dalam rapat koordinasi Pemda Kayong Utara.
Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kabupaten Kayong Utara nomor- 210/EKSDA-A/IV/2021.
Sementara itu, diakui salah satu warga Sukadana, Desa Sutera, Dani mengatakan harga gas subsisdi di Desa Sutera alami kenaikan hingga Rp 2000 dari harga semula.
“Sudah naik, kalau di Desa Sutera, saye ambil kemarin harganye sudah Rp 20.000 sebelumnya Rp 18.000,” Katanya.
Kenaikan harga juga dialami pangkalan lainnya yang ada di Sukadana, seperti pangakalan Gas Subsidi yang berada di Tanah Merah, Desa Sutera.
“Naik Rp 1000, dari awalnya Rp 18.000 sekarang jadi Rp 19.000, dan sudah dibilang same yang punye pangkalan minggu ini akan ade kenaikan dan kalau ndak salah katenye ade aturan baru, bagi saye bah ndak masalah asalkan jangan sampai ngantri kayak dulu, asal stoknye lancar karena kite butuh, tapi kalau harge naik dan kite disuruh bedesak-desak agik namenye pemerintah nyikse rakyat miskin macam kite,” Ungkap Ijul warga tanah merah saat dikonfirmasi LPPL RKU, pada Minggu (6/6/2021).
Kemudian, pangkalan lainnya yang berada di Sukadana tepatnya di Simpang 4, Desa Pangkalan Buton, tidak mengalami kenaikan harga.
“Kalau untuk minggu ini saye ambil tetap diharga Rp 18.000 dan tidak ade perubahan,” ungkap Siti warga Desa Pangkalan Buton. (dd)