Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan Kayong Utara, Adi Sugiarto – dok. LPPL RKU |
Rkufm.com – Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Ismail melalui Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan Kayong Utara, Adi Sugiarto mengatakan beberapa kendala yang dihadapi pihaknya dalam Program Indonesia Pintar (PIP).
“Agak susahnye PIP ini karena memiliki dua sumber data, satu dari Dapodik (Data Pokok Peserta Didik), kedua data dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), yang masih kurang singkron,” kata Adi, pada Selasa (29/06/21).
Pasalnya, kata Adi data yang pihaknya yang memverifikasi terkadang tidak sesuai dengan hasilnya.
“Kewenangan kita memverifikasi, yang jadi masalah pas kita sudah memverifikasi data yang keluar hasilnya beda dengan data yang ada di DTKS tadi,” ungkap Adi.
Operator dalam menginput data menjadi kendala saat ini, karena kesesuaian data menjadi acuan pencairan dana PIP.
“Menjadi kendala juga operator yang input data, kemudian kedua yaitu sekolah biasanya mengajukan semua siswanya untuk mendapatkan bantuan padahal ada ketetapan kouta dan syarat-syarat yang telah menjadi ketentuan, tapi kalau gitu yang jadi repot di kami karena datanya jadi tak benar bahkan ada anak yang mampu pun bisa dapat bantuan dari PIP,” jelas Adi. (dd)